Selasa, 05 Desember 2017

Objek Wisata BAKTIRAJA (Bakara Tipang Kelahiran Raja Sisingamangaraja).


Wisata Baktiraja atau yang biasa dikenal dengan Lembah Bakara di Sumatera Utara menawarkan sejumlah objek wisata yang sangat di minati para wisatawan. Baktiraja juga  akan menunjukkan keindahan alam Danau Toba yang begitu mempesona, dengan berbagai jenis spesies ikan, diantaranya ikan pora-pora, ikan mas dan ikan mujahir.

Sebahagian orang menyebutkan bahwa wisata Baktiraja ini adalah surga wisata tersembunyi yang dimiliki oleh Indonesia. Wisata Baktiraja sebagai salah satu prioritas destinasi wisata ditanah air dan merupakan situs bersejarah yakni tanah kelahiran sang Pahlawan Nasional dari tanah Batak yaitu Raja Sisingamangaraja XII  dan juga terdapat peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya, seperti Monumen Istana Raja Sisingamangaraja, Batu Siungkap-ungkapon yaitu Batu yang bertuah yang memiliki kekuatan spiritual pada masa kerajaan Sisingamangaraja XII. Tongkat Sakti Raja Sisingamangaraja XII.
Tongkat dari Raja Sisingamangaraja yang ditancapkan ditanah dan sampai sekarang tumbuh subur menjadi pohon besar atau yang biasa disebut oleh masyarakat setempat dengan sebutan Hariara. Selain itu terdapat juga beberapa peninggalan Raja Sisingamangaraja XII yakni Tombak sulu-sulu (Goa), Goa ini adalah tempat martonun (bertenun) dari Ibunda Raja Sisingamangaraja dan juga merupakan persembunyian Raja Sisingamangaraja agar terhindar dari pemburuan kolonial Belanda. Aek Sipangolu salah satu peninggalan sejarah yang bernilai tinggi yang sampai saat ini masih merupakan pertanyaan bagi para wisatawan atau para pengunjung yang mengunjungi tempat tersebut. Menurut cerita dari masyarakat setempat, kala itu Raja Sisingamangaraja menunggangi seekor gajah dan pada titik tertentu gajah tersebut menginjak tanah yang mengakibatkan keluarnya air yang sangat besar dan air yang mengalir sangat jernih juga bersih. Sampai saat ini air tersebut dipercaya oleh masyarakat dapat membawa berkah dan mengobati berbagai macam penyakit. Oleh karena pentingnya air tersebut, masyarakat membenahi lokasi tersbut dan membuat penampungan berupa kamar mandi kecil agar para pengunjung dapat menikmati air yang berasal dari Tapak Gajah Raja Sisingamangaraja yang bersih, jernih dan sejuk. Air Terjun Sampuran Janji  yang berada dikawasan atau daerah menuju Desa Tipang, air terjun ini merupakan salah satu daya tarik bagi para pengunjung atau wisatawan baik domestik maupun internasional.

Minggu, 03 Desember 2017

Festival Danau Toba (FDT) 2017 tidak dipusatkan di Bakara-Baktiraja.

Polemik FDT 2017.
Festival Danau Toba (FDT) 2017 seharusnya menjadi momentum kebangkitan pariwisata di Humbahas Danau Toba, khususnya daerah Bakara - Baktiraja yang lokasinya tepat berada  dipinggiran Danau toba sebagai salah satu prioritas destinasi wisata di tanah air & jg merupakan daerah bersejarah yakni tanah kelahiran sang Raja Sisingamangaraja. Oleh karena itu sudah sepatutnya, selayaknya & seharusnya  daerah Bakara - Baktiraja menjadi pusat FDT 2017, akan tetapi entah kenapa & entah apa yg menjadi alasan panitia penyelenggara FDT 2017 dan Pemkab Humbahas memusatkan FDT 2017 di Sipincur.
Padahal daerah Bakara - Baktiraja adalah  merupakan dasar penunjukan dan atau penetapan Humbang Hasundutan  menjadi tuan rumah FDT 2017, Sebab Bakara-Baktiraja merupakan bahagian daripada wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan yang lokasi atau daerahnya berada tepat dipinggiran Danau Toba dan Bakara-Baktiraja adalah merupakan daerah situs bersejarah, yakni Monumen Istana Raja Sisimangaraja, Tongkat Sakti Raja Sisingamangaraja yg tumbuh menjadi pohon besar,  Aek Sipangolu, Tombak Sulu-Sulu & juga Air Terjun Janji. Sehingga sangat penting untuk edukasi sejarah bagi para pengunjung atau wisatawan. Sementara di Sipinsur hanya punya view Danau Toba yang nota bene view Danau  toba yang tampak dari sipinsur adalah merupakan background daripada kabupaten Tapanuli Utara.

Raja Sisingamangaraja XII


Raja Sisingamangaraja XII (lahir di Bakara, 18 Februari 1845 – meninggal di Dairi, 17 Juni 1907 pada umur 62 tahun) adalah seorang raja di negeri Toba, Sumatera Utara, pejuang yang berperang melawan Belanda, kemudian diangkat oleh pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961. Sebelumnya ia dimakamkan di Tarutung Tapanuli Utara, lalu dipindahkan ke Soposurung, Balige pada tahun 1953.

Raja Sisingamangaraja XII nama kecilnya adalah Patuan Bosar, yang kemudian digelari dengan Ompu Pulo Batu. Ia juga dikenal dengan Patuan Bosar Ompu Pulo Batu, naik tahta pada tahun 1876 menggantikan ayahnya Sisingamangaraja XI yang bernama Ompu Sohahuaon, selain itu ia juga disebut juga sebagai raja imam. Penobatan Sisingamangaraja XII sebagai maharaja di negeri Toba bersamaan dengan dimulainya open door policy (politik pintu terbuka) Belanda dalam mengamankan modal asing yang beroperasi di Hindia Belanda, dan yang tidak mau menandatangani Korte Verklaring (perjanjian pendek) di Sumatera terutama Kesultanan Aceh dan Toba, di mana kerajaan ini membuka hubungan dagang dengan negara-negara Eropa lainya. Di sisi lain Belanda sendiri berusaha untuk menanamkan monopolinya atas kerajaan tersebut. Politik yang berbeda ini mendorong situasi selanjutnya untuk melahirkan Perang Tapanuli yang berkepanjangan hingga puluhan tahun.