Polemik FDT 2017.
Festival Danau Toba (FDT) 2017 seharusnya menjadi momentum kebangkitan pariwisata di Humbahas Danau Toba, khususnya daerah Bakara - Baktiraja yang lokasinya tepat berada dipinggiran Danau toba sebagai salah satu prioritas destinasi wisata di tanah air & jg merupakan daerah bersejarah yakni tanah kelahiran sang Raja Sisingamangaraja. Oleh karena itu sudah sepatutnya, selayaknya & seharusnya daerah Bakara - Baktiraja menjadi pusat FDT 2017, akan tetapi entah kenapa & entah apa yg menjadi alasan panitia penyelenggara FDT 2017 dan Pemkab Humbahas memusatkan FDT 2017 di Sipincur.
Padahal daerah Bakara - Baktiraja adalah merupakan dasar penunjukan dan atau penetapan Humbang Hasundutan menjadi tuan rumah FDT 2017, Sebab Bakara-Baktiraja merupakan bahagian daripada wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan yang lokasi atau daerahnya berada tepat dipinggiran Danau Toba dan Bakara-Baktiraja adalah merupakan daerah situs bersejarah, yakni Monumen Istana Raja Sisimangaraja, Tongkat Sakti Raja Sisingamangaraja yg tumbuh menjadi pohon besar, Aek Sipangolu, Tombak Sulu-Sulu & juga Air Terjun Janji. Sehingga sangat penting untuk edukasi sejarah bagi para pengunjung atau wisatawan. Sementara di Sipinsur hanya punya view Danau Toba yang nota bene view Danau toba yang tampak dari sipinsur adalah merupakan background daripada kabupaten Tapanuli Utara.
Bakkara adalah nama sebuah wilayah teritorial di pinggiran baratdaya Danau Toba yang terdiri dari beberapa dusun dan desa terhampar di lembah. Dibelah oleh dua aliran sungai besar yang berair deras yakni Sungai Aek Silang yang bersumber dari air terjun dan Sungai Aek Simangira yang tercurah dari bentangan perbukitan yang mengaliri beberapa desa dan bermuara di Danau Toba. Bakkara terletak di dalam wilayah administratif Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara, Indonesia.
Minggu, 03 Desember 2017
Festival Danau Toba (FDT) 2017 tidak dipusatkan di Bakara-Baktiraja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar